Rabu, 30 April 2014

SUARA JIWA



Mencari siapa pada rimba
Bertemu gumam tak bersuara

Sengat di mata tak dirasa
Sesak di dada membunuh raga

Himbauan di atas pun terlupa
Cukup memohon pada kuasa.

Distikon _ Sajak 2 Seuntai.
 
28 April 2014 pukul 08:06.
Oleh Yaya Tabitha

RUANG RINDU



Sayup ku dengar suara mendayu
Dari petikan gitar klasikmu
Lantunkan nada sendu merayu
Hantarkanku pada rindu menggebu

Semakin jelas suara itu
Mengoyak hening jiwaku
Hadirkan pedih tersayat sembilu
Lunglai rasa laksana layu

Sesaat ku mematung bagai batu
Bayangmu menyapaku diam membisu
Senyum nan syahdu terpaku jadi satu
Seakan kau belai jiwaku

Tersadarku akan bayang kalbu
Membelah lamun sunyi perindu
Membelai lembut nafas gairah ungu
Ah... ternyata aku hanya rindu

Satu rasa yang ku mau
Memeluk dan mencumbu nafsu
Tuk kubawa terbang bersamamu
Menuju langit biru.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
 
25 April 2014 pukul 15:22.
Oleh Asiyah

CATATAN PERINDU



Ingatkah kamu kekasih
Akulah yang senantiasa setia
Menantimu dalam perih
Apa kamu berniat menyudahinya?

Sikapmu selalu senantiasa
Menjebakku dengan ribuan kata tanya
Bodohnya, aku tak berdaya berkata
Menyudahi ini semua

Aku terdiam di pertapaan sendu
Berkompromi dengan rindu
Coba kupahami alasanmu
Tentang semua cumbu semu itu

Menunggu dan berharap
Semoga kau lelah dengan dunia gemerlap
Dan kamu buka pintu itu
Dimana aku bersemayam di situ.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

25 April 2014 pukul 14:52.
Oleh Hermawan Diki

GUGUR



Sepulang dari perang
Ceritakan orang-orang
Tentang kawanku yang garang
Tentang musuh yang menyerang

Pulang perang aku menang
Orang-orang girang senang
Gilang-gemilang berkunang-kunang
Sanak-kadang riang tenang

Setelah datang terang
Kembali jelang berperang
Bersiap terjang karang
Serang balas menyerang

Elang-elang melayang seimbang
Sedang gagak-gagak terbang
Suaranya terngiang-ngiang sumbang
Mengabarkan yang tumbang.

Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.
 
25 April 2014 pukul 13:55
Oleh Bimo’ Samnhank

SEKALI SAJA



Ramah senyum
Di antara tatapnya yang masih ranum
Bukan tanpa tujuan
Karena tersimpul rasa keraguan

Pernah aku diam dalam sabar
Pernah aku kesal kemudian berkoar
Semua bukan karna benci
Tapi karna katamu yang tak pasti

Hanya menunggu seucap saja
Kau artikan sikapmu melalu rasa
Jangan terus lari dalam dilema

Sekali saja
Ingin kubaca pesanmu untuk cinta
Yang begitu lama kunanti jawabnya

Soneta _ Sajak 14 Seuntai. 

25 April 2014 pukul 06:33
Oleh Tira Nafisya