Jumat, 02 Mei 2014

BULAN DAN MATAHARI


Bagai bulan yang tak pernah bersapa pada matahari
Padahal mereka berdua sama-sama menyinari
Langit pun menangis melihat kisah mereka yang miris
Biarlah, hanya bulan dan matahari yang mengetahui alasan yang logis

Sempat terfikir akan suatu celah nan dalam
Putih yang menembus pada hitamnya malam
Tiba-tiba adanya secercah cahaya nan terang
Begitu menyinari, namun sinarnya berkurang

Langit seolah ingin bercerita
Segala kegundahan dan derita
Tak sanggup menampung uap dari lautan
Yang seketika berubah menjadi air buatan

Aku umpama sepotong bulan yang tak sempurna
Kau umpama lingkaran matahari yang penuh warna
Aku dan kau adalah kita
Yang mungkin tak kan bertatap mata.


Quatrain _ Sajak 4 Seuntai.

29 April 2014 pukul 08:26.
      Oleh Nadhilah Cahya Oktaviani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar