Hokaido
merimbun mata berembun
Dipercik
kilau barisan sakura kuning tua
Tokyo
menimbun selingkar lamun
Ditilik
gurau purnama bungsu rajab mulia
Tiba
tiba pekat
Karangan
sunyi berkarat
Pelepah
rindu jua retak
Rupanya
syaban kan bertapak
Ku
tuang gula bukan bisa untuk mematahkan satu lengan neraca
Menghidang
atid dengan secawan koma
Tunggang
langgang penanya tak berlaga
Ringkih,
ku benamkan wajah di dada fuji
Berbalut
nafas kopi dan sesiung doriyaki
Diliuri
maghfirah jua ilhami lantas nasuha menjadi janji
Soneta
_ Sajak 14 Seuntai.
Tegal,
02 Juni 2014 Pukul 13:36.
Oleh
205
Tangkai Sakura
(Siti Maemunah) May F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar