Selasa, 11 November 2014

KAU ADALAH KAU



Deru debu menggelepar gelisah dengan sabetan angin luka terpanah.
Sendu pilu memecah damai hingga serak teriak jauh dekat telah sampai di sana sini tanah.

Mengusung dada, keberanian keyakinan hati menyapa tanpa pamrih KAU bersatu tuk satu tujuan.
Terik tegang tak lelah menerjang walau luka tengah berdarah terus berjuang yang berat nian.

Kau adalah kau, tak gentar merobek penindasan tak segan mengoyak bengis penjajahan yang tak biasa.
Melayang engkau menggetar jiwa rasa dengan ribuan rintih yang ditampik demi keutuhan bangsa.

Di tubuhmu jelaga hitam telaga merah bersemayam kini, tenaga diam raga tak lagi berdesah.
Peluh terucucur takkan lagi luluh terbawa, telah indah juang mu harta waktu pikiran nyawa yang jauh terpisah.

Mulia agung nian hati niat bertindak tanpa resah, TANPA TANPA TANPA sembunyi pundak.
Hingga akhir, kini kau di sana tenang tertidur di peistirahatan berhias cahaya wangi di pusara sederhana berintan tak berbedak.


Distikon Transenden _ Sajak 2 Seuntai

Indramayu, 10 November  2014

Biodata Kontributor:
Nama Pena: Ochaa Ochis
Nama Asli: Octaviani Istikharoh
Domisili: Indramayu, Jawa Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar