Deru
debu menggelepar gelisah dengan sabetan angin luka terpanah.
Sendu
pilu memecah damai hingga serak teriak jauh dekat telah sampai di sana sini
tanah.
Mengusung
dada, keberanian keyakinan hati menyapa tanpa pamrih KAU bersatu tuk satu
tujuan.
Terik
tegang tak lelah menerjang walau luka tengah berdarah terus berjuang yang berat
nian.
Kau
adalah kau, tak gentar merobek penindasan tak segan mengoyak bengis penjajahan
yang tak biasa.
Melayang
engkau menggetar jiwa rasa dengan ribuan rintih yang ditampik demi keutuhan
bangsa.
Di
tubuhmu jelaga hitam telaga merah bersemayam kini, tenaga diam raga tak lagi
berdesah.
Peluh
terucucur takkan lagi luluh terbawa, telah indah juang mu harta waktu pikiran
nyawa yang jauh terpisah.
Mulia
agung nian hati niat bertindak tanpa resah, TANPA TANPA TANPA sembunyi pundak.
Hingga
akhir, kini kau di sana tenang tertidur di peistirahatan berhias cahaya wangi
di pusara sederhana berintan tak berbedak.
Distikon
Transenden _ Sajak 2 Seuntai
Indramayu,
10 November 2014
Biodata
Kontributor:
Nama
Pena: Ochaa Ochis
Nama
Asli: Octaviani Istikharoh
Domisili:
Indramayu, Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar